Kamis, 01 Desember 2016

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Keuntungan yang diraih PT Pertamina (Persero) di semester I 2016 ternyata berasal berasal berasal berasal dari produk-produk bersubsidi. Menurut knowledge laporan keuangan Pertamina mengatakan bahwa pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) dan penugasan (kerosene, LPG 3 kg, solar dan premium non Jamali) sudah beri tambahan laba sampai USD755 juta. Kontribusi BBM PSO dan penugasan mencapai USD637 juta atau sekira Rp8,3 triliun (kurs Rp 13.100 per USD) dan berasal berasal berasal dari LPG 3 kg sebesar USD117 juta atau lebih tidak memadai Rp1,5 Triliun.

Dalam penjelasan di laporan keuangan Pertamina menunjukkan bahwa laba usaha BBM PSO 449,9 prosen lebih tinggi dibandingkan periode serupa 2015. Tingginya kenaikan laba ini disebabkan oleh rendahnya biaya produk bersamaan bersama bersama penurunan harga MOPS (Mid Oils Platts Singapore) dan ICP (harga minyak mentah Indonesia) yang merupakan komponen pembentuk biaya produk. Realisasi ICP di semester I 2016 cuma USD36,16 per barel, jauh dibawah RKAP Pertamina sebesar USD50 per barel. Maka bersama bersama modal harga minyak yang rendah dan menjual BBM dan LPG subsidi di harga tinggi, di semester I ini Pertamina dapat mengantongi EBITDA sebesar USD4,1 miliar, bersama bersama EBITDA margin 23,9 prosen atau 128 prosen berasal berasal berasal dari RKAP yang dirancang perusahaan. 

Pertamina Bahan Bakar Berkualitas Lingkungan


Sementara laba bersihnya mencapai USD1,83 miliar, 113 prosen lebih tinggi berasal berasal berasal dari RKAP perseroan. "Pertamina semestinya tidak berdagang bersama bersama rakyat bersama bersama langkah mengambil alih alih untung yang besar berasal berasal berasal dari jualan BBM bersubsidi layaknya premium dan solar," kata Pengamat ekonomi berasal berasal berasal dari Indef Enny Sri Hartati di Jakarta, Jumat (23/9/2016). Enny menyayangkan sampai pas ini Pertamina tidak tersedia inisiatif untuk mengungkapkan harga keekonomian atas BBM subsidi ini secara transparan. Masyarakat cuma disuguhkan tentang keuntungan, laba dan kinerja Pertamina tanpa mengetahui transparansi harga keekonomian BBM subsidi tersebut. "Pertamina wajib transparan. Jangan rakyat yang menderita di atas keuntungan Pertamina," tukasnya.

Proyek revitalisasi kilang (refinery development masterplan/RDMP) dan pembangunan kilang baru (grass root refinery/GRR) yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) dapat jadi menyerap tenaga kerja besar-besaran jadi tahun depan. Pengembangan kilang sesudah itu menciptakan efek berantai (multiplier effect) memadai besar. "Proyek kilang Tuban, peak load instead of pick low anggota satu kita wajib tenaga sebanyak 20 ribu tenaga kerja dan dapat menciptakan multiplier effect sampai enam kali lipat," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi di Jakarta, Minggu (18/9/2016).

Dua proyek yang dapat jadi menyerap tenaga kerja di di dalam jumlah besar tahun depan adalah pembangunan Kilang Tuban di Jawa Timur dan proyek RDMP Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur yang jadi masuk anggota konstruksi. Pertamina yang menjalin kerja serupa bersama bersama OJSC Rosneft Oil Company, perusahaan asal Rusia, dapat membangun Kilang Tuban bersama bersama kapasitas memproduksi 300 ribu barel perhari. Sebanyak 20 prosen sampai 25 prosen di antaranya dapat memproduksi bahan baku petrokimia dan 75 prosen sampai 80 prosen memproduksi BBM. Kilang Tuban ditargetkan beroperasi pada 2021. 

Di luar itu, Pertamina pas ini di di dalam sistem seleksi calon mitra untuk pembangunan Kilang Bontang. Pertamina termasuk tengah mengebut Proyek RDMP empat kilang, yaitu Kilang Dumai, Cilacap, Balongan, dan Kilang Balikpapan. Menurut Rachmad, proyek kilang Tuban bersama bersama RDMP Cilacap dapat berjalan seiring. Namun pekerjaan fisik Tuban dapat lebih dulu dibanding Cilacap. Serapan tenaga kerja dapat jadi 2017 sekira 5 ribu orang. "Begitu 2019 -2021 itu hampir lebih tidak memadai 30 ribuan pekerja. Pada 2018, baik Balikpapan, Cilacap dan Tuban dapat menyerap 75 ribu lapangan kerja baru," ungkap dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar